Top Social

6/19/2016

Pengaruh Cahaya Terhadap Warna dan Lapisan Kedalaman Laut

Cahaya matahari merupakan gabungan cahaya dengan panjang gelombang dan spektrum warna yang berbeda-beda (Sears, 1949; Nybakken, 1998; alpen,1990). Bagian-bagian yang berbeda spektrum tampak menimbulkan warna yang berbeda. Panjang gelombang untuk warna-warna  yang berbeda juga berbeda.

Cahaya matahari terdiri dari tujuh warna (merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila, violet). Masing-masing warna memiliki panjang gelombang masing-masing. Hal ini berpengaruh pada kemampuan cahaya untuk menembus air.

Panjang Gelombang
Warna
400 – 440 nm
Violet
440 – 480 nm
Biru
480 – 560 nm
Hijau
560 – 590 nm
Kuning
590 – 630 nm
Oranye
630 – 700 nm
Merah
Tabel 1. Panjang gelombang Dari Cahaya Tampak (visible light)

Cahaya warna merah mampu terserap pada kedalam kurang dari 20 meter, lebih dari itu warna merah tidak lagi nampak. Disinilah muncul kegelapan warna merah. Sebagai contoh, ada seorang penyelam yang terluka dan berdarah di kedalaman 25 meter maka darah yang terlihat bukan lagi berwarna merah melaikan warna hitam. Ini dikarenakan warna merah sudah tidak mampu menembus kedalaman tersebut.

Cahaya warna oranye terserap pada kedalaman sekitar 30 meter, setelah ada kegelapan warna merah maka dibawahnya ada kegelapan warna oranye. Cahaya warna kuning dapat terserap pada kedalam sekitar 50 meter. Cahaya warna hijau dapat terserap pada kedalaman sekitar 100 meter. Pada kedalaman 200 meter cahaya warna biru terserap dan begitu seterusnya.


Dengan demikian, terciptalah kegelapan warna cahaya matahari di lautan secara berlapis-lapis, yang disebabkan air menyerap warna pada kedalaman yang berbeda-beda. Kegelapan di laut dalam semakin bertambah seiring kedalaman laut, hingga didominasi kegelapan pekat yang dimulai dari kedalaman lebih dari 200 meter. Lalu cahaya tidak dapat masuk sama sekali pada kedalaman mulai dari 1000 meter dan kegelapannya berlapis-lapis. Tembusan cahaya berbanding terbalik dengan bertambahnya kedalaman.

Plankton, biota laut lainnya serta zat organic terlarut yang dalam istilah Jerman disebut gelbstoff. Materi – materi inilah yang menyebabkan penyerapan cahaya matahari sehingga hanya menyisakan warna “dark blue” pada lautan. Selain penyerapan atau adsorpsi cahaya, warna laut juga disebabkan oleh penghamburan cahaya oleh makhluk – makhluk mikro di laut seperti fitoplankton (tumbuhan sangat kecil) dan zooplankton (hewan sangat kecil). Semua faktor tersebutlah yang menyebabkan warna laut menjadi biru cerah kehijauan di daerah perairan laut tropis termasuk di Indonesia. Cahaya matahari yang berlimpah dan iklim panas sangat baik bagi pertumbuhan plankton, dan hal ini lebih menguatkan lagi untuk pembentukan warna cerah kehijauan di laut. Pantulan dari langit sebenarnya juga berperan tetapi hanya berperan kecil.

Air yang jernih tampak berwarna biru karena, panjang gelombang yang pendek (seperti biru) lebih sedikit diserap dan lebih banyak dihamburkan. Tetapi kita tidak dapat melihat warna biru pad air di dalam gelas karena lapisan air yang terdapat di segelas air tidak cukup untuk untuk menyerap warna cahaya yang diterima.

Lapisan Kedalaman Laut

  • Zona Euphotic
Merupakan zona yang berhubungan langsung dengan cahaya pada lapisan ini cahaya yang masuk pada kedalaman air cukup untuk dipakai proses fotosintesis. Kedalaman cahaya ini dipengaruhi oleh musim dan kekeruhan. Zona ini berada pada permukaan hingga kedalaman dimana intensitas cahaya jatuh ke satu persen dari permukaan. Kedalaman pada zona ini sangat bervariasi, pada danau yang keruh zona ini hanya beberapa centimeter saja dan bisa mencapai 200 meter pada laut terbuka. Sekitar 90% kehidupan biota brada pada zona ini.
  • Zona Disphotic
Zona ini membentang dari dasar zona euphotic hingga 200 m. Walaupun terdapat cahaya pada zona ini namun cahaya yang masuk tidak cukup untuk fotosintesis. Zona euphotic dan zona disphotic bertepatan dengan zona epipelagis.
  • Zona Aphotic
Zona ini merupakan zona terdalam di laut. Pada lapisan ini cahaya tidak dapat masuk sama sekali. Lapisan laut yang gelap ini disebut juga zona tengah malam. Zona aphotic sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti tidak ada cahaya. Kedalaman zona ini dipengaruhi oleh kekeruhan atau kejernihan air. Pada air yang jernih kedalamannya bisa lebih panjang dibandingkan dengan air yang keruh. Rata-rata kedalaman laut sekitar 13000 kaki atau 4000 meter. Pada zona ini setiap meningkatnya kedalaman tekanan semakin bertambah dan suhu semakin menurun mendekati beku. Zona aphotic dibagi menjadi dua yaitu bathyal dan abyssal. Zona bathyal memanjang dari kedalaman 1000 hingga 4000 meter dibawah permukaan laut. Terletak diantara mesopelagic dan abyssopelagic. Suhu rata-rata pada kedalaman ini sekitar 4 derajat celcius. contoh mahluk yang hidup di zona bathyal yaitu, cumi-cumi, paus besar, gurita, spons, branchiopoda, bintang laut.

Zona abyssal meluas dari 2000 meter kebawah. Pada zona ini tidak terdapat cahaya, sehingga tidak dapat berlangsung fotosintesis sehingga tidak terdapat tanaman dan organismefotosintesis lainnya. Contoh makhluk yang hidup di zona ini yaitu cumi-cumi raksasa, black swallower, tripod fish, angeler fish. Pada zona ini suhu bisa mencapai 2 – 3 derajat celcius dan miskin nutrisi.

Dibawah zona abyssal adalah zona hadal jarang dihuni dan diatas abysal adalah bathyal ketiganya termasuk pada wilayah laut dalam. Di atas kontinental masing-masing ada zona euphotic dan disphotic. Zona bathyal sebagian terletak pada disphotic dan sebagian di aphotic.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar